Jumat, 28 Oktober 2011

Siapakah pembuat Piramida Mesir itu sebenarnya ?




Banyak hal yang aneh dan rasanya tidak masuk diakal jika Piramida di Mesir dibuat oleh manusia yang memiliki peradapan kuno, dilihat lagi dengan beberapa kemiripan kemiripan yang ada dengan bentuk piramida ditempat lain bahkan di Planet Mars membuat kita menjadi lebih penasaran tentang siapa yang sebenarnya yang membuat Piramida di Mesir ini.
Berikut beberapa tulisan mengenai Piramida ini :
(Erabaru.or.id) – Piramida Mesir, tinggi 146 m, panjang masing-masing di sisi bawah di sekelilingnya 230 m, dengan areal 52.900 meter persegi, total terdapat 2.3 juta buah batuan. Menurut pandangan umum, piramida dibangun dinasti ke-4 sekitar tahun 2.000 SM, yang dibangun oleh Raja Cheops/Khufu. Namun karena kurangnya data sejarah, para sejarawan angkatan berikutnya baru menarik kesimpulan ini dari legenda dan petunjuk terkait. Adapun mengenai bagaimana membangun mega proyek ini? Siapa gerangan yang memilki inteligensi tinggi ini? Dan apa maksud dari pembuatan bangunan ini dan teka teki lain yang sampai sekarang masih belum terpecahkan.
Angka bangunan memperlihatkan keakuratan yang mengagumkan.
Pada akhir tahun 1880 silam, bapak arsitektur modern yakni William F menuturkan bahwa yang paling menakjubkan dari piramida ini adalah posisinya. Sebab tiap-tiap garis sisinya dengan begitu akurat mengarah pada tenggara barat laut. Bukan saja teknik pengamatan yang begitu akurat, yang lebih mengagumkan lagi adalah pembuat bangunan di luar dugaan bisa menjaga keakuratan super tinggi di atas bangunan yang maha besar ini.
Selain itu, keakuratan tarafnya juga sangat mengagumkan. Sebab toleransinya hanya 1.5 inci (�3.8 cm), meski bangunan modern sekalipun juga sulit menyamainya. Ilmuwan memperkirakan bahwa jika hendak mencapai taraf teknik tinggi seperti bangunan piramida yang maha besar ini sedikitnya butuh evolusi ribuan tahun. Namun setelah memeriksa catatan sejarah Mesir, tidak ditemukan adanya catatan tentang perkembangan teknik demikian.
Tekhnologi yang luar biasa dengan kecerdasan yang hebat.
Mekanika pembangunan piramida luar biasa cerdik. Bentuk kerucutnya bukan di tata secara langsung dengan 2 juta lebih batuan. Seandainya pembangunannya demikian sederhana, jika sebagian di dalamnya roboh, maka seluruh bangunan itu akan ambruk karena terlalu berat. Yang menopang piramida, adalah konstruksi yang mirip dengan lingkaran tahunan pohon, yaitu dibentuk dari lapisan batu yang disumbat ke celanya dan konstruksi kokoh yang disebut tembok penopang. Konstruksi ini hanya menyebabkan sebagian kecil batuan di sisi luar ambruk ketika terjadi gempa dahsyat pada abad ke-13, sedangkan keseluruhan strukturnya sedikitpun tidak terpengaruh. Namun secara perbandingan strukturnya sangat kasar dibandingkan piramida yang dibangun pada dinasti kerajaan ke-3 atau piramida lainnya yang dibangun pada masa dinasti kerajaan ke-4 atau 5, bahkan banyak yang sudah hancur sama sekali.
Lagipula, bagaimana pada ketinggian 100 meter lebih dari permukaan tanah, menata 2.3-2.6 juta batu-batu besar yang beratnya rata-rata 2.5 ton itu dipasang pada posisi yang begitu akurat inilah yang sulit dipahami. Para sarjana Mesir secara berturut-turut memperkirakan lebih dari 30 macam metode pembangunannya. Namun menurut sarjana bernama Graham Hancock yang pernah mendaki piramida bahwa menurut metode pembangunan yang diumpamakan saat ini kemungkinan itu kecil. Menurutnya �Di tempat yang tinggi menjulang. Di satu sisi harus menjaga keseimbangan, sisi lainnya harus mengangkut dari bawah ke atas, satu demi satu batu tersebut yang beratnya paling tidak 2 kali lipat beratnya mobil sekarang. Dan dibawa ke tempat juga sekaligus mengarahkannya ke posisi yang tepat. Belum dapat dimengerti bagaimana pemikiran tukang-tukang batu ini ketika itu.�
Batu raksasa yang digunakan membangun piramida kala itu, dipadukan dengan pengukuran yang tepat akurat, teknik pembangunan yang akurat, jika di lakukan dengan metode yang diperkirakan sekarang, jelas itu adala mimpi buruk bagi pekerja dan pengurus lapangan. Ditilik dari kecerdasan yang ditunjukkan piramida, Hancock memperkirakan bahwa metode pembangunan oleh pembangun zaman dulu mungkin melampaui imajinasi kita. Jean-Francois Champollion yang mempunyai sebutan sebagai bapak ilmu Mesir Kuno modern melukiskan arsitek-arsitek zaman dulu: �Pemikiran mereka masih lebih tinggi bagaikan manusia raksasa setinggi 100 kaki.�
Karena terdapat sejumlah besar tanda tanya pada pandangan tradisional, ditambah lagi dengan sulitnya menemukan catatan sejarah, ilmuwan modern mengemukakan pandangan peradaban prasejarah yang menantang dengan metode secara geologi, klimatologi kuno dan metode lain meneliti tempat bersejarah di atas dataran tinggi tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar